BANGUNIN DONG….KANGEN…..!

Pagi-pagi di hari libur saya melihat secarik kertas ditempel di pintu putri pertamaku yang tercinta .

Typical kehidupan Jakarta, dimana anggota keluarga memiliki jam kegiatan yang berbeda setiap harinya. Apalagi untuk mereka yang telah memiliki anak di usia remaja dewasa. Hal ini juga terjadi dirumah saya, dimana si sulung memiliki jam kerja yang terbalik dengan jam kerja kami.

Saat saya dan adik-adiknya berangkat subuh, dia tidur kembali. Saat kami sampai rumah sekitar magrib, ananda masih di tempat kerja dan pulang larut malam saat saya sudah tidak mampu terjaga untuk menunggu hingga ia tiba. Untung jaman sekarang sangat dimudahkan dengan alat komunikasi dan internet. Walau jarang bertemu, Alhamdulillah kami sering curhat dan sharing kegiatan sehari-hari via dunia maya.

Kadangkala saya berfikir, apakah saya harus tegas membuat sebuah aturan agar seluruh anak-anak mengikuti jam kegiatan yang sama dan seragam sehingga kita selalu dapat bersama. Namun saya berfikir…bukankah di usianya yang menjelang 22 tahun, ananda juga sedang mempersiapkan dunianya sendiri?

Saya jadi teringat ibu saya. Sejak kecil saya tidak pernah terkena marah sebagaimana yang sering saya lihat di sinetron, dimana seorang ibu begitu kasar kepada anak mereka. Jangankan marah, kadang dalam memberi masukkan, ibu tidak pernah terdengar memaksakan kehendak. Namun walau begitu, segala yang dilakukan ibu, sangat memberkas di hati saya. Ia seorang pegawai negeri yang meniti karirnya dari bawah. Ingat betul saat itu saya pernah menumpang kendaraan dinas kantor nya yaitu sebuah truk penyiram tanaman kota.

Suatu hari saat ibu membawa pulang sebuah mobil MAZDA KOTAK yang merupakan haknya, bukan main senangnya . Ibu memang sosok yang selalu terkesan halus dimata. Ibu tidak pernah menyuruh kami melaksanakan sholat secara paksa. Ibu tidak pernah menyuruh kami cepat-cepat mandi bila saat mandi sore tiba. Namun ibu selalu melakukannya tepat waktu. Karena itulah di usiaku saat ini, betapa disadari bahwa ternyata ibu mendidik dengan memberikan berbagai contoh. Sungguh! Tidak pernah saya melihat ibu berpakaian daster kecuali dalam kamarnya sendiri. Setelah sholat subuh, ibu selalu berpakaian rapi, sehingga di usia pensiunnya ini kami sering terkecoh karena kami kira ibu akan bepergian.

Setelah merenung tentang masa kecil bersama ibu, kembali pikiran menerawang mengingat bagaimana berbedanya situasi masa kini yang menjadi tantangan dalam mendidik anak-anak. Alhamdulillah mereka anak-anak yang manis dan penuh kreatifitas. Insya Allah….saya tetap mendapat ridho dan bimbingan Allah dalam mengawal mereka menuju dunia mereka sendiri dengan tetap memberikan panutan. "Biarkan mereka melihat dan mengambil makna atas apa yang kita lakukan!" Itu saja yang terus mengiang di telinga agar hari-hariku dapat selalu bermanfaat. Tidak mudah…berat....tapi harus! Karena betapapun, menjadi orang tua adalah proses pembelajaran yang tiada henti. WE LEARN FROM THEM, DONT WE?

NUNNY HERSIANNA BUDIALENGGANA

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment

Thanks for your comment!